Pengamat menilai pidato Prabowo di PBB memiliki potensi menarik minat investor, namun masalah birokrasi tetap menjadi tantangan utama yang harus diperbaiki.

presiden-prabowo-subianto-di-pbb

Pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berhasil menarik perhatian internasional hingga mendapat apresiasi dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pidato tersebut dipandang mampu membuka peluang investasi serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Aviliani, menilai Indonesia saat ini berada dalam posisi strategis sebagai negara berkembang dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan. Menurutnya, pidato Prabowo semakin mengukuhkan posisi Indonesia di kancah global dan meningkatkan citra baik pemimpin Indonesia di mata dunia, sehingga memberikan peluang lebih besar untuk menarik investasi asing serta memperkuat kerja sama internasional.

Posisi Prabowo yang semakin dihormati di tingkat internasional, menurut Aviliani, menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memanfaatkan kepercayaan yang telah terbangun. Dalam diskusi bertajuk “Presiden Prabowo di Panggung PBB: Apa Pentingnya?” di Jakarta, ia menyatakan bahwa kepercayaan global yang diperoleh melalui pidato tersebut bisa menjadi modal penting bagi Indonesia dalam mengembangkan ekonomi.

Namun, Aviliani juga mengingatkan bahwa citra positif ini perlu dibarengi dengan perbaikan birokrasi dan kemudahan perizinan usaha di dalam negeri. Ia mengungkapkan bahwa lambatnya birokrasi dan kompleksitas prosedur masih menjadi kendala utama. Hal ini dikhawatirkan dapat membuat investor ragu untuk menanamkan modal, meskipun tertarik pada potensi besar yang dimiliki Indonesia. Ia menegaskan pentingnya reformasi birokrasi agar kredibilitas yang telah terbangun tidak menjadi sia-sia.

Menurutnya, banyak investor yang pada awalnya berminat namun akhirnya mundur akibat berbagai hambatan yang muncul di tingkat administrasi. Selain itu, ia menyoroti pentingnya demografi dalam menentukan pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Laju pertumbuhan konsumsi dan investasi sering kali bergantung pada populasi usia produktif. Negara berkembang dengan populasi usia muda memiliki peluang untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan negara maju yang cenderung stagnan akibat populasi yang menua. Faktor inilah yang menguatkan posisi strategis Indonesia sebagai tujuan investasi.

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah, Hamdan Hamedan, menyebut forum Sidang Majelis Umum PBB sebagai ajang puncak diplomasi dunia, tempat para pemimpin negara hadir untuk menawarkan solusi terhadap isu-isu global. Ia menjelaskan bahwa pidato Presiden Prabowo menekankan pentingnya kerja sama multilateral, ketahanan pangan, serta langkah nyata menangani perubahan iklim, mencerminkan komitmen Indonesia dalam peran globalnya. Konten pidato tersebut, menurut Hamdan, berhasil mendapatkan simpati positif dari para peserta sidang.

Ia menggambarkan Sidang Majelis Umum PBB sebagai kompetisi diplomasi internasional, bukan untuk menunjukkan kekuatan semata, tetapi untuk siapa yang mampu memberikan solusi terbaik bagi dunia. Melalui pidato ini, Prabowo dinilai berhasil membawa Indonesia ke panggung global dengan lebih percaya diri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *